√ Seni Kriya: Pengertian, Unsur, Jenis-Jenis dan Tekniknya
belajarsenibudaya.com – Alhamdulillah dengan izin dan rahmat Allah SWT kita berjumpa lagi di blog ini untuk sama-sama kita belajar tentang seni budaya dan ilmu pengetahuan lainnya. Pada kesempatan yang berbahagia ini kami akan membagikan pembahasan terkait seni kriya. Apa pengertiannya ? unsur-unsurnya apa saja ? fungsi seni kriya, jenis-jenis dan teknik dalam membuat seni kriya.
Barangkali
masih banyak yang mencari terkait pembahasan khusus terkait seni kriya. Maka kami
ingin membagikan ulasan seni kriya ini secara khusus walaupun masih banyak kekurangan
yang harus dilengkapi dan disempurnakan. Namun dengan sedikit uraian ini bisa
menambah wawasan dan pemahaman bagi anda semua terkait seni kriya apalagi bagi
pelajar yang masih banyak mencari referensi tentang seni kriya.
Lalu apakah
itu seni kriya ? unsur-unsurnya apa saja ? apa fungsi dari seni kriya ?
jenis-jenis dan teknik dalam membuat seni kriya itu apa saja ? Untuk
mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan terkait seni kriya tersebut
silahkan simak uraian di bawah ini dengan seksama.
A. Pengertian Seni Kriya
Seni kriya sering disebut dengan istilah
Handycraft yang berarti kerajinan tangan. Seni kriya termasuk seni rupa terapan
(applied art) yang selain mempunyai aspek-aspek keindahan juga menekankan aspek
kegunaan atau fungsi praktis. Artinya seni kriya adalah seni kerajinan tangan
manusia yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan peralatan kehidupan
sehari-hari dengan tidak melupakan pertimbangan artistik dan keindahan.
B. Unsur Karya Seni Kriya
Seni kriya mengutamakan terapan atau fungsi
maka sebaiknya terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Utility atau aspek kegunaan, dalam aspek
ini yang diperhatikan adalah :
- Security yaitu jaminan tentang keamanan
orang menggunakan barang-barang itu.
- Comfortable, yaitu enaknya digunakan. Barang
yang enak digunakan disebut barang terap. Barang-barang terapan adalah barang
yang memiliki nilai praktis yang tinggi.
- Flexibility, yaitu keluwesan penggunaan.
Barang-barang seni kriya adalah barang terap yaitu barang yang wujudnya sesuai
dengan kegunaan atau terapannya. Barang terap dipersyaratkan memberi kemudahan
dan keluwesan penggunaan agar pemakai tidak mengalami kesulitan dalam
penggunaannya.
2. Estetika atau syarat keindahan
Sebuah barang terapan betapapun enaknya
dipakai jika tidak enak dipandang maka pemakai barang itu tidak merasa puas.
Keindahan dapat menambah rasa senang, nyaman dan puas bagi pemakainya. Dorongan
orang memakai, memiliki, dan menyenangi menjadi lebih tinggi jika barang itu
diperindah dan berwujud estetik.
C. Fungsi dan Tujuan Pembuatan Seni Kriya
1. Sebagai benda pakai, adalah seni kriya yang
diciptakan mengutamakan fungsinya, adapun unsur keindahannya hanyalah sebagai
pendukung.
2. Sebagai benda hias, yaitu seni kriya yang
dibuat sebagai benda pajangan atau hiasan. Jenis ini lebih menonjolkan aspek
keindahan daripada aspek kegunaan atau segi fungsinya.
3. Sebagai benda mainan, adalah seni kriya
yang dibuat untuk digunakan sebagai alat permainan.
D. Jenis-jenis Seni Kriya di Nusantara
1. Seni kerajinan kulit, adalah kerajinan yang
menggunakan bahan baku dari kulit yang sudah dimasak, kulit mentah atau kulit
sintetis. Contohnya: tas, sepatu, wayang dan lain-lain.
2. Seni kerajinan logam, ialah kerajinan yang
menggunakan bahan logam seperti besi, perunggu, emas, perak. Sedangkan teknik
yang digunakan biasanya menggunakan sistem cor, ukir, tempa atau sesuai dengan
bentuk yang diinginkan. Contohnya pisau, barang aksesoris, dan lain-lain.
3. Seni ukir kayu, yaitu kerajinan yang
menggunakan bahan dari kayu yang dikerjakan atau dibentuk menggunakan tatah
ukir. Kayu yang biasanya digunakan adalah: kayu jati, mahoni, waru, sawo,
nangka dan lain-lain. Contohnya mebel, relief dan lain-lain.
4. Seni kerajinan anyaman, kerajinan ini
biasanya menggunakan bahan rotan, bambu, daun lontar, daun pandan, serat pohon,
pohon pisang, enceng gondok, dll. Contohnya: topi, tas, keranjang dan
lain-lain.
5. Seni kerajinan batik, yaitu seni membuat
pola hias di atas kain dengan proses teknik tulis (casting) atau teknik cetak
(printing). Contohnya: baju, gaun dan lain-lain.
6. Seni kerajinan keramik, adalah kerajinan
yang menggunakan bahan baku dari tanah liat yang melalui proses sedemikian rupa
(dipijit, butsir, pilin, pembakaran dan glasir) sehingga menghasilkan barang
atau benda pakai dan benda hias yang indah. Contohnya: gerabah, piring dan
lain-lain.
E. Teknik dan Bahan Karya Seni Kriya
Ada beberapa teknik pembuatan benda-benda
kriya yang disesuaikan dengan bahan, Alat dan cara yang digunakan antara lain cor atau
tuang, mengukir, membatik, menganyam, menenun, dan membentuk.
1. Teknik cor (cetak tuang)
Ketika kebudayaan perunggu mulai masuk ke
Indonesia, maka mulai dikenal teknik pengolahan perunggu. Terdapat beberapa
benda kriya dari bahan perunggu seperti gendering perunggu, kapak, bejana, dan
perhiasan. Teknik cetak pada waktu itu ada dua macam:
a. Teknik Tuang Berulang (Bivalve)
Teknik bivalve disebut juga teknik menuang
berulang kali karena menggunakan dua keeping cetakan terbuat dari batu dan
dapat dipakai berulang kali sesuai dengan kebutuhan (bi berarti dua dan valve
berarti kepingan). Teknik ini digunakan untuk mencetak benda-benda yang
sederhana baik bentuk maupun hiasannya.
b. Teknik Tuang Sekali Pakai (A Cire Perdue)
Teknik a cire perdue dibuat untuk membuat
benda perunggu yang bentuk dan hiasannya lebih rumit, seperti arca dan patung
perunggu. Teknik ini diawali dengan membuat model dari tanah liat, selanjutnya
dilapisi lilin, lalu ditutup lagi dengan tanah liat, kemudian dibakar untuk
mengeluarkan lilin sehingga terjadilah rongga, sehingga perunggu dapat dituang
ke dalamnya. Setelah dingin cetakan tanah liat dapat dipecah sehingga diperoleh
benda perunggu yang diinginkan.
Disamping teknik cor ada juga teknik menempa
yang bahan-bahannya berasal dari perunggu, tembaga, kuningan, perak, dan emas.
Bahan tersebut dapat dibuat menjadi benda-benda seni kerajinan, seperti keris,
piring, teko, dan tempat lilin. Saat ini banyak terdapat sentra-sentra
kerajinan cor logam seperti kerajinan perak. Tempat-tempat terkenal itu antara
lain kerajinan perak di Kota Gede Yogyakarta dan kerajinan kuningan yang
terdapat di Juwana dan Mojokerto.
2. Teknik Ukir
Alam Nusantara dengan hutan tropisnya yang
kaya menjadi penghasil kayu yang bisa dipakai sebagai bahan dasar seni ukir
kayu. Mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada
permukaan benda yang diukir.
Di Indonesia, karya ukir sudah dikenal sejak
zaman batu muda. Pada masa itu banyak peralatan yang dibuat dari batu seperti
perkakas rumah tangga dan benda-benda dari gerabah atau kayu. Benda- benda itu
diberi ukiran bermotif geometris, seperti tumpal, lingkaran, garis, swastika,
zig zag, dan segitiga. Umumnya ukiran tersebut selain sebagai hiasan juga
mengandung makna simbolis dan religius.
Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis
ukiran antara lain ukiran tembus (krawangan), ukiran rendah, Ukiran tinggi
(timbul), dan ukiran utuh. Karya seni ukir memiliki macam-macam fungsi antara
lain:
a. Fungsi hias, yaitu ukiran yang dibuat
semata-mata sebagai hiasan dan tidak memiliki makna tertentu.
b. Fungsi magis, yaitu ukiran yang mengandung
simbol-simbol tertentu dan berfungsi sebagai benda magis berkaitan dengan
kepercayaan dan spiritual.
c. Fungsi simbolik, yaitu ukiran tradisional
yang selain sebagai hiasan juga berfungsi menyimbolkan hal tertentu yang
berhubungan dengan spiritual.
d. Fungsi konstruksi, yaitu ukiran yang selain
sebagai hiasan juga berfungsi sebagai pendukung sebuah bangunan.
e. Fungsi ekonomis, yaitu ukiran yang
berfungsi untuk menambah nilai jual suatu benda.
3. Teknik membatik
Kerajinan batik telah dikenal lama di
Nusantara. Akan tetapi kemunculannya belum diketahui secara pasti. Batik
merupakan karya seni rupa yang umumnya berupa gambar pada kain. Proses
pembuatannya adalah dengan cara menambahkan lapisan malam dan kemudian diproses
dengan cara tertentu atau melalui beberapa tahapan pewarnaan dan tahap nglorod yaitu
penghilangan malam.
Alat dan bahan yang dipakai untuk membatik
pada umumnya sebagai berikut:
a. Kain polos, sebagai bahan yang akan diberi
motif (gambar). Bahan kain tersebut umumnya berupa kain mori, primissima,
prima, blaco, dan baju kaos.
b. Malam, sebagai bahan untuk membuat motif
sekaligus sebagai perintang masuknya warna ke serat kain (benang).
c. Bahan pewarna, untuk mewarnai kain yaitu
naptol dan garam diasol.
d. Canting dan kuas untuk menorehkan lilin
pada kain.
e. Kuas untuk nemboki yaitu menutup malam pada
permukaan kain yang lebar.
Sesuai dengan perkembangan zaman, saat ini
dikenal beberapa teknik membatik antara lain sebagai berikut:
a. Batik celup ikat, adalah pembuatan batik
tanpa menggunakan malam sebagaia bahan penghalang, akan tetapi menggunakan tali
untuk menghalangi masuknya warna ke dalam serat kain. Membatik dengan proses
ini disebut batik jumputan.
b. Batik tulis adalah batik yang dibuat
melalui cara memberikan malam dengan menggunakan canting pada motif yang telah
digambar pada kain.
c. Batik cap, adalah batik yang dibuat
menggunakan alat cap (stempel yang umumnya terbuat dari tembaga) sebagai alat
untuk membuat motif sehingga kain tidak perlu digambar terlebih dahulu.
d. Batik lukis, adalah batik yang dibuat
dengan cara melukis. Pada teknik ini seniman bebas menggunakan alat untuk
mendapatkan efek-efek tertentu. Seniman batik lukis yang terkenal di Indonesia
antara lain Amri Yahya.
e. Batik modern, adalah batik yang cara
pembuatannya bebas, tidak terikat oleh aturan teknik yang ada. Hal tersebut
termasuk pemilihan motif dan warna, oleh karena itu pada hasil akhirnya tidak
ada motif, bentuk, komposisi, dan pewarnaan yang sama di setiap produknya.
f. Batik printing, adalah kain yang motifnya
seperti batik. Proses pembuatan batik ini tidak menggunakan teknik batik,
tetapi dengan teknik sablon (screen printing). Jenis kain ini banyak dipakai
untuk kain seragam sekolah.
Daerah penghasil batik di Jawa yang terkenal
diantaranya Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Rembang dan Cirebon.
4. Teknik Anyam
Benda-benda kebutuhan hidup sehari-hari,
seperti keranjang, tikar, topi dan lain-lain dibuat dengan teknik anyam. Bahan
baku yang digunakan untuk membuat benda-benda anyaman ini berasal dari berbagai
tumbuhan yang diambil seratnya, seperti bamboo, palem, rotan, mendong, pandan
dan lain-lain.
5. Teknik Tenun
Teknik menenun pada dasarnya hamper sama
dengan teknik menganyam, perbedaannya hanya pada alat yang digunakan. Untuk
anyaman kita cukup melakukannya dengan tangan (manual) dan hampir tanpa
menggunakan alat bantu, sedangkan pada kerajinan menenun kita menggunakan alat
yang disebut lungsi dan pakan. Daerah penghasil tenun ikat antara lain
6. Teknik membentuk
Penegertian teknik membentuk di sini yaitu
membuat karya seni rupa dengan media tanah liat yang lazim disebut gerabah,
tembikar atau keramik. Keramik merupakan karya dari tanah liat yang prosesnya
melalui pembakaran sehingga menghasilkan barang yang baru dan jauh berbeda dari
bahan mentahnya.
Teknik yang umumnya digunakan pada proses
pembuatan keramik diantaranya:
a. Teknik coil (lilit pilin)
Teknik coil (lilit pilin) adalah cara membentuk tanah liat
dengan bentuk dasar tanah liat yang dipilin atau dibentuk seperti tali. Cara
melakukan teknik ini adalah segumpal tanah liat dibentuk pilinan dengan kedua
telapak tangan
b. Teknik tatap batu/pijat jari
Teknik tatap batu/pijat jari adalah cara pembuatan keramik dengan membuat
bulatan tanah liat yang dipijit dari tengah. Cara pembentukan dengan teknik ini
sering dipakai oleh para pengrajin di sentra-sentara keramik. Dikenal dengan
teknik tatap batu, karna terbuat dengan pertolongan alat tatap yaitu kayu yang
dibuat agak cembung serta batu yang digunakan untuk memukul-mukul dari kedua
sisi. Dikenal juga teknik pengenyunan, pembentukan ini menggunakan alat putar
yang disebut pengenyunan
c. Teknik slab (lempengan)
Teknik lempengan (slab) adalah teknik
pembentukan badan keramik secara manual dengan membentuk lempengan menggunakan
rol. Lempengan digunakan untuk membuat karya keramik yang berbentuk persegi
atau silinder
Cara pembentukan dengan tangan langsung
seperti coil, lempengan atau pijat jari merupakan teknik pembentukan keramik
tradisional yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya
tidak selalu simetris. Teknik ini sering dipakai oleh seniman atau para
penggemar keramik.
d. Teknik putar
Teknik putar adalah teknik pembentukan
dengan alat putar dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris (bulat,
silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan dengan teknik putar ini sering
dipakai oleh para pengrajin di sentra-sentara keramik. Pengrajin keramik tradisional
biasanya menggunakan alat putar tangan (hand wheel) atau alat putar kaki (kick
wheel). Para pengrajin bekerja di atas alat putar dan menghasilkan
bentuk-bentuk yang sama seperti gentong, guci dll
e. Teknik cetak
Teknik pembentukan dengan cetak dapat
memproduksi barang dengan jumlah yang banyak dalam waktu relatif singkat dengan
bentuk dan ukuran yang sama pula. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah
berupa gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan jigger
maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik
keramik dengan produksi massal, seperti alat alat rumah tangga piring, cangkir,
mangkok gelas dan
lain-lain.
Disamping cara-cara pembentukan diatas, para
pengrajin keramik tradisonal dapat membentuk keramik dengan teknik cetak pres,
seperti yang dilakukan pengrajin genteng, tegel dinding maupun hiasan dinding
dengan berbagai motif seperti binatang atau tumbuh-tumbuhan
Demikian ulasan tentang
Seni Kriya dari pengertiannya, unsur-unsurnya, prinsip, jenis-jenis dan
teknik dalam membuat seni kriya. Semoga dengan sedikit ulasan ini dapat
menambah pengetahuan dan pemahaman anda tentang seni kriya.
Dan semoga dengan ulasan ini dapat memberi
manfaat bagi masyarakat
umum serta adek-adek dan pelajar lainnya. Mohon maaf bila ada kekurangan dari
pembahasan ini an kami ucapkan terima kasih atas
kunjungannya. Bila ada pertanyaan yang perlu disampaikan jangan lupa untuk
menulisnya di kolom komentar.
Posting Komentar untuk "√ Seni Kriya: Pengertian, Unsur, Jenis-Jenis dan Tekniknya"
Posting Komentar